Kemendagri-Adinkes Bersinergi dalam Perencanaan dan Penganggaran ATM (Aids, TB dan Malaria) di Daerah

Kemendagri bersama Kemenkes serta ADINKES akan mendorong perencanaan dan penganggaran yang lebih baik untuk ATM sehingga dapat mencapai target eliminasi AIDS-Tuberkulosis dan Malaria di tahun 2030 serta sebagai bagian dari upaya transformasi pelayanan kesehatan sehingga lebih efektif mencapai tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia.

Kementerian Dalam Negeri dan ADINKES telah menyepakati Nota Kesepahaman (MoU) Nomor 119/7099/SJ pada tanggal 8 Desember 2021 sebagai pedoman bersama dalam meningkatkan koordinasi, sinergi dan kerjasama ke depan khususnya dalam melakukan penguatan perencanaan dan penganggaran AIDS, TB dan Malaria di daerah.

ADINKES merupakan salah satu asosiasi profesi yang bertujuan untuk memenuhi aspirasi dan partisipasi Dinas Kesehatan di seluruh Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 2002.

Dirjen Bina Bangda Dr. Teguh Setyabudi menerima audiensi dari ADINKES yang dihadiri langsung oleh Ketua Umum ADINKES dr. M. Subuh dan jajarannya, pada Senin (21/03/22).

“Kami prinsipnya mendukung langkah bersama ini untuk memastikan penanganan ATM di daerah berjalan dengan baik dan dimuat di dalam dokumen perencanaan daerah sampai dengan penetapan APBD”, imbuh Teguh.

Sebagai tindak lanjut dari audiensi ini, Subuh juga menyampaikan rencana kegiatan yang akan diselenggarakan oleh ADINKES pada tanggal 29 s.d. 31 Maret 2022 di Hotel Radja Mandalika, Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan mengundang Bapak Menteri Dalam Negeri dan Dirjen Bina Bangda.

Diharapkan melalui kegiatan tersebut Kemendagri bisa memberikan arahan kepada Pemerintah Daerah, terutama terkait AIDS, Tuberkulosis dan Malaria (ATM) serta Penurunan Prevalensi Perokok.

Menurut Teguh bahwa kegiatan tersebut sangat strategis dan perlu mendapat perhatian karena kesehatan merupakan salah satu urusan wajib terkait pelayanan dasar dan di masa pandemi Covid19 ini, kesehatan menjadi garda depan mencegah kematian penduduk. Pentingnya ATM juga karena evaluasi saat ini menunjukkan capaian penanggulangan AIDS dan terutama Tuberkulosis di Indonesia masih jauh dari target yang direncanakan sesuai komitmen Indonesia di tingkat global.