Roadshow ke PP Muhammadiyah, ICMI Muda Bahas Duet Capres Muhammadiyah-NU Pilpres 2024.

Hari ini Selasa (28/06/2022) ICMI Muda memulai agenda road show dan silaturahmi ke Ormas Islam. Roadshow pertama ICMI Muda bersilaturahmi ke salah satu ormas besar Islam di Indonesia yaitu PP Muhammadiyah di kawasan Menteng Jakarta Pusat.

Program roadshow dan silaturahmi strategis ICMI Muda tersebut merupakan agenda MP ICMI Muda dalam membangun gerakan politik keummatan yaitu membangun kekuatan politik Islam jelang pilpres 2024.

Dipimpin langsung oleh ketua Majelis Istiqamah, AM Iqbal Parewangi dan di damping oleh jajaran pengurus MP ICMI Muda Pusat tepat pukul 13.00 WIB rombongan ICMI muda tiba di kantor PP Muhammadiyah di kawasan Menteng Jakarta Selatan. Kedatangan rombongan langsung disambut hangat oleh jajaran pengurus PP Muhammadiyah.

Mengawali pertemuan, PP Muhamadiyah mempersilahkan MP ICMI Muda beserta rombongan menyampaikan agenda silaturahmi.

Duet Capres Muhamamdiyah-NU

AM Iqbal Parewangi, dalam kesempatan tersebut dengan sangat antusias menyampaikan agenda-agenda strategis MP ICMI Muda dan kegelisahan atas berbagai problem bangsa Indonesia yang saat ini dihadapi bersama.

Dihadapan pengurus PP Muhammadiyah, ICMI muda melalui AM Iqbal Parewangi menyampaikan maksudnya yaitu mendorong sebuah gerakan politik kepemimpinan ummat yang sebelumnya selama bulan suci ramadahn telah di bedah melalui forum diskusi ngaji kepemimpinan Islam.

“Silaturahmi dan roadshow hari ini ke PP Muhammadiyah kami ICMI Muda bermaksud mendorong sebuah gerakan politik kepemimpinan ummat yaitu lahirnya duet Muhammadiyah – NU atau NU-Muhammadiyah untuk memimpin negara Indonesia pada Pilpres 2024.” Jelas Iqbal Parewangi dalam pertemuan tersebut.

Iqbal Parewangi, yang juga anggota DPD RI periode 2014-2019 tersebut lebih lanjut menguraikan bahwa lahirnya gerakan tersebut untuk menjawab situasi krisis kepemimpinan dan seklaigus menjawab psimisme di kalangan kelompok gerakan kepemimpinan ummat.

“Gerakan ini menjawab situasi bangsa dimana bangsa Indonesia dibawah cengkeraman oligarki, kesenjangan dan ketimpangan yang makin besar, dan semakin memburuknya kualitas demokrasi. Maka perlu ada gerakan memperkuat kembali kekuatan politik keummatan, melalui gerakan bersama membangun kepemimpinan ummat untuk perbaikan Indonesia. Yaitu lahirnya duet Muhammadiyah – NU untuk membangun Indonesia yang baldatun toyyibatun wa robbun ghofur.” Tambah Iqbal Parewangi.

Menyambut gagasan duet NU – Muhammadiyah, Faiz Rafdli (Wakil Ketua MPK PP Muhammadiyah) menyampaikan bahwa PP Muhammadiyah akan membawa pesan ICMI muda tersebut ke pimpinan tinggi Pengurus Pusat dan berharap masuk pembahasan dalam agenda muktamar bahkan menjadi rekomendasi muktamar jika memungkinkan.

“Umat Islam saat ini termasuk juga Ormas Islam di dalamnya merasakan problem bangsa yang sama, kebetulan hari ini ICMI Muda mengawali membangun sebuah gerkan keummatan ini. Tentu PP Muhammadiyah menyambut baik upaya gerakan keummatan ini PP Muhammadiyah akan membawa pesan ICMI muda tersebut ke pimpinan tinggi Pengurus Pusat dan berharap masuk pembahasan dalam agenda muktamar bahkan menjadi rekomendasi muktamar jika memungkinkan.” Kata Faiz Fadhli, menanggapi usulan duet Muhamamdiyah-NU Pilpres 2024.

“Namun ini perlu kajian serius, meski dmeikian bicara politik 2024 semua sangat mungkin. Termasuk duet Muhammadiyah-NU”. Tambah Dr. Faiz.

Dr. Faiz menambahkan bahwa PP Muhammadiyah sangat berkepentingan terhadap Pilpres 2024 dan tentunya bukan kepada nama atau figur tertentu. Namun lebih ke terhadap nilai-nilai dari kepemimpinan yaitu baldatun toyyibatun wa robbun ghofur.

“Saat ini Muhammadiyah juga sedang mengkaji betul tentang nilai nilai tersebut, termasuk diantaranya peluang mengkaji peluang apakah menimbang ulang sistem Pemilu langsung. Selain itu juga menkaji kembali institusi yang memiliki kekuatan tinggi saat ini yaitu Mahkamah Konstitus, dimana dinamikanya saat ini hakim tertinggi MK terkadang warnanya bercorak ideologi tertentu.” Tambah Dr. Faiz.

Sikap Politik Muhhamdiyah

Dr. Faiz dalam kesempatan tersebut juga menjelaskan sikap Muhammadiyah dalam politik di Indonesia.

“Muhammadiyah itu wasatiyah, Muhamamdiyah menjadi rumah bangsa, Muhamamdiyah relatif di tengah dan tidak tergoda ke kanan ke kiri dan terus konsisten menjaga itu. Dan ini tidak mudah, ini penting bagi Muhammadiyah.

“Muhammadiyah menurutnya konsisten dengan tidak tergoda politik praktis, untuk menjaga konsistensi Muhammadiyah dan Pancasila merupakan perjanjian luhur bagi Muhammadiyah.” Urai Dr. Faiz.

Lebih lanjut, Dr. Faiz menambahkan Muhammadiyah menurutnya memiliki konsep yaitu Indonesia berkemajuan dimana konsep ini telah di serahkan ke seluruh Parpol di Indonesia.

Menyikapi usulan duet Capres Muhamadiyah-NU, Dr. Faiz secara tegas menyatakan “Apakah nanti ini jadi kajian serius, dibawa ke Tanwir, atau sampai Muktamar Muhammadiyah, wallahu a’lam. Kami tidak ingin mendahului. Namun sekali lagi, kami mengapresiasi apa yang sudah dilakukan oleh ICMI Muda. Saya kira ini malah mendahului yang lain,” kata Dr Faiz setelah menyimak penjelasan tentang gerakan ‘Pilpres 2024, Duet NU-Muhammadiyah’ dari ICMI Muda

Terakhir, Dr. Faiz berharap PP Muhammadiyah berharap dapat menjalin kolaborasi dengan ICMI Muda khususnya dalam mengkaji nilai-nilai yang kaitannya dengan menjawab problem bangsa. Baik dalam kepemimpinan, pendidikan politik, dan ini dapat dilakukan melalui kerjasama kajian-kajian yang barangkali dapat melibatkan kampus-kampus di Indonesia bersama Muhammadiyah.

Hal senada diungkapkan Hazuali MA, (Pengurus MPK PP Muhammadiyah), menurutnya snagat menarik menjalin kerjasama dalam pendidikan politik, kaderisasi kepemimpinan antara PP Muhamdiyah dengan ICMI Muda. problem seperti money politik, politik identitas, politik transaksional semoga segera dapat dihentikan di Indonesia.

Hazuali menambahkan, “PP Muhammadiyah mendorong Pemilu 2024 harus berdiaspora. kita tahu betul hari ini situasinya dimana mulai menguat syariah pobia. apa apa yang berbagai syariah selalu dianggap radikal”. Tutup Hazuali.

Indah Ayu Lestari, (Sekretaris NA Aisyiah) menyampaikan bahwa proses kaderisasi politik terus berjalan di perempuan Aisyiah. mulai dari menjadi penyelenggara Pemilu hingga yang ikut kontestasi Pemilu. Menurutnya NA Aisyiah terus menjaga peremepuan Muhammadiyah agar terus dijaga dan tetap berdaya.

 

Sementara itu Ketua Umum MP ICMI Muda Pusat, Dr. tumpal Panggabean berharap akan terwujudnya kolaborasi antara ICMI Muda dengan Ormas Islam besar seperti PP Muhamamdiyah untuk bersatu membangun sebuah gerakan politik keummatan. “Agenda kita sama, apa yang sudah kita perbuat dna perjuangkan sama, hanya saja gerakannya belum dilakukan secara bersama-sama dalam membangun gerakan politik keummatan”. Jelas Tumpal Panggabean.

Silaturahmi kemudian ditutup dengan pemberian cenderamata dari PP Muhamamdiyah ke MP ICMI Muda dan dialanjutkan sesi foto bersama dan jumpa pers.

Hadir dalam pertemuan tersebut dari ICMI Muda AM Iqbal parewangi, Safruddin Hamdani, Tumpal Panggaben, Ali Mumdin, Anggana Danira, Tuanku Radiyan, Moh yasin dan Hariadin. Sementara dari PP Muhamamdiyah selaku tuan rumah hadir Dr. Faiz rafdli, Hazuarli, Elyusra Mu’allimin, Indah Ayu Lestari dan dari kelompok pengurus Aisiyah serta pengurus IPM.